Kategori
INTERIOR

Kesalahan Umum Saat Memilih Kain Pelapis Furniture yang Harus Dihindari

Memilih kain pelapis furniture atau sofa bukanlah perkara sepele. Keputusan ini bukan hanya soal tampilan, tetapi juga kenyamanan, daya tahan, serta kesesuaian dengan gaya hidup sehari-hari. Tidak sedikit orang yang menyesal karena salah memilih bahan pelapis karena ternyata material kain cepat rusak, warnanya cepat pudar, hingga bahan yang ternyata sulit dirawat.

Untuk menghindari hal-hal tersebut, penting memahami kesalahan apa saja yang kerap dilakukan saat memilih kain pelapis furniture. Simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini.

Kesalahan Umum Saat Memilih Kain Pelapis Furniture

1. Mengabaikan Kualitas dan Ketahanan Bahan

pilihan kain pelapis furniture

Banyak orang terlalu fokus pada tampilan estetika dan melupakan faktor ketahanan. Kain pelapis furniture dengan tekstur mewah seperti sutra atau linen memang terlihat elegan, tetapi biasanya kurang cocok untuk penggunaan sehari-hari, apalagi di area dengan intensitas duduk yang tinggi. 

Kesalahan ini dapat berakibat pada cepatnya kain mengalami robekan, kusam, atau aus. Solusinya, pilihlah bahan dengan kualitas tinggi dan ketahanan yang terjamin, misalnya saja seperti material campuran katun, kulit, atau kain sintetis yang memang dirancang untuk pemakaian jangka panjang.

2. Tidak Menyesuaikan dengan Gaya Hidup

Setiap rumah memiliki kebutuhan yang berbeda. Bagi keluarga dengan anak kecil atau hewan peliharaan, memilih kain pelapis sofa yang rentan terkena noda seperti suede atau beludru jelas akan merepotkan. Pasalnya, ini membuat permukaan kain sulit dibersihkan.

Sebaliknya, kain microfiber atau kulit sintetis lebih ramah untuk gaya hidup aktif karena mudah dibersihkan dan tahan terhadap goresan kecil. Selain itu, bahan-bahan tersebut juga tidak mudah menyerap cairan, sehingga risiko munculnya noda membandel dapat diminimalisir. Dengan begitu, furniture tetap terlihat rapi dan nyaman meskipun digunakan setiap hari.

3. Mengabaikan Perawatan dan Pemeliharaan

Setiap jenis kain memiliki kebutuhan perawatan berbeda. Ada yang cukup dilap dengan kain lembab, ada pula yang membutuhkan perawatan khusus agar tetap terlihat indah. Salah satu kesalahan umum adalah memilih bahan tanpa mempertimbangkan cara perawatannya. 

Contohnya, kain beludru memang elegan, tetapi membutuhkan perhatian ekstra dalam pembersihan. Jika tidak siap meluangkan waktu atau biaya untuk merawatnya, lebih baik memilih bahan yang lebih praktis seperti kulit atau kain sintetis.

4. Tidak Memikirkan Warna dan Motif Jangka Panjang

kain pelapis sofa motif

Berbagai pilihan warna dan motif kain pelapis furniture memang sangat menarik, apalagi ketika Anda ingin mengikuti tren. Namun, tren cepat berganti, dan kain pelapis yang terlihat modern saat ini bisa jadi terasa ketinggalan zaman beberapa tahun ke depan.

Akibatnya, sofa atau kursi yang baru saja dilapisi ulang bisa tampak kurang serasi dengan interior rumah yang terus berkembang. Tidak jarang, pemilik akhirnya merasa bosan atau bahkan menyesal karena kain yang dipilih tidak lagi sesuai dengan suasana ruangan.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya pilih warna dan motif yang netral atau timeless. Warna seperti abu-abu, krem, atau cokelat muda, misalnya, mudah dipadukan dengan berbagai dekorasi. Dengan begitu, furniture tetap terlihat segar dan elegan meskipun gaya interior di sekitarnya berubah mengikuti waktu.

5. Lupa Mengecek Kenyamanan Kain Pelapis Furniture

Sofa yang terlihat menawan belum tentu memberikan kenyamanan saat digunakan. Kesalahan yang sering terjadi adalah memilih kain hanya dari segi tampilan tanpa mencoba menyentuh atau duduk langsung di atasnya.

Tidak jarang kain yang terlihat halus justru terasa kasar atau panas ketika digunakan dalam waktu lama. Karena itu, sebelum memutuskan, luangkan waktu untuk memastikan tekstur kain terasa nyaman, sejuk, dan sesuai dengan preferensi pribadi.

6. Tidak Menghitung Kebutuhan Kain dengan Tepat

Saat melakukan reupholstery, banyak orang keliru memperkirakan jumlah kain yang dibutuhkan. Kekurangan kain bisa membuat proses terhenti di tengah jalan, bahkan memengaruhi keserasian hasil akhir karena harus menambah kain dengan batch berbeda yang warnanya mungkin tidak sama persis.

Sebaliknya, membeli kain terlalu banyak juga bukan solusi karena hanya akan membuat anggaran membengkak dan menyisakan kain yang tidak terpakai. Oleh karena itu, menghitung kebutuhan dengan cermat sebelum membeli menjadi langkah penting agar proses pelapisan tetap lancar, hasil akhir rapi, dan biaya tetap terkendali.

Kesimpulan

Memilih kain pelapis furniture memang membutuhkan pertimbangan matang agar tidak salah langkah. Mulai dari kualitas bahan, kesesuaian dengan gaya hidup, kemudahan perawatan, hingga pilihan warna dan motif, semuanya akan memengaruhi kenyamanan sekaligus daya tahan furniture dalam jangka panjang.

Jika Anda ingin mendapatkan kain interior yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga tahan lama, Regency menawarkan koleksi kain dengan beragam pilihan warna, motif, dan kualitas yang terjamin. Cek koleksinya segera di laman e-store Regency!