Our website is coming soon! We’ve got a new look, full of features and customize solution to meet all of your fabrics manufactures needs. Meanwhile feel free to interacts with our social networks and contract below, Don’t Miss it!

Sejarah Lahirnya Berbagai Macam Kain di Dunia

Share

Kain merupakan sebuah penemuan yang telah ada sejak jutaan tahun lamanya. Beberapa pendapat menyatakan bahwa ia mulai ditemukan pada tahun 5000 SM pada zaman Mesir kuno di mana ia didapatkan dari serat alami seperti jerami atau serat tanaman. Beberapa yang lain juga mengemukakan bahwa kain mulai ditemukan di dataran Tiongkok lewat kepompong sutra yang dipintal.

Walaupun berbeda satu sama lain, namun hal tersebut tidak mengubah fakta bahwa kain menjadi salah satu penemuan paling penting yang ada di dunia. Ia tidak hanya mengubah tata cara berpakaian masyarakat hingga masa kini, melainkan juga merevolusi industri tekstil seluruhnya. Kini, kain tidak hanya digunakan untuk pakaian, melainkan bermacam barang seperti furniture, tas, hingga aksesoris lainnya.

Furniture termasuk salah satu industri yang paling diuntungkan dengan penemuan kain yang nantinya dapat digunakan untuk memaksimalkan kenyamanan bagi pemakainya, seperti pemakaian pada sofa atau kursi. Penggunaannya sendiri juga semakin spesifik, menyesuaikan pada selera kenyamanan dan penampilan masing-masing pengguna. Bisa saja seseorang memilih menggunakan kain beludru, linen, atau mungkin woven.

Namun, seperti apakah sejarah dari masing-masing kain tersebut? Simak terus artikel ini untuk tahu sejarah masing-masing kain lebih lanjut!

Kain beludru

Kain beludru adalah kain yang terbuat dari serat, baik alami maupun sintetis. Untuk serat alami sendiri biasanya menggunakan bahan sutra atau katun, sementara serat sintetis bisa didapatkan dari polyester. Kain beludru sendiri awalnya ditemukan di dataran Tiongkok pada abad ke-13. Pendapat ini didasarkan pada banyaknya potongan kain ini di daerah tersebut.

Perdagangan di jalur sutra membuat kain ini semakin terkenal hingga melibatkan pedagang-pedagang Mesir dan Eropa. Kain jenis ini sangat disukai oleh orang Eropa karena teksturnya yang lembut. Karena itulah, industri beludru akhirnya tercipta di Italia. Kain beludru pada masa itu hanya dapat digunakan oleh bangsawan di Eropa karena harganya yang mahal. Hal ini disebabkan oleh bahan baku yang terbuat dari benang sutra asli, yang mana jumlahnya terbatas dan mahal, dan rumitnya proses pembuatan kain yang membutuhkan alat produksi khusus.

Pada pembuatannya, benang sutra tidak hanya masuk di satu kain, melainkan dua kain berbeda yang saling terhubung. Bagian dasarnya akan dikunci dengan benang yang berbeda, sebelum dibelah menjadi dua lembar kain dan dipotong agar panjang bulu rata. Setelah itu, barulah kain akan dimasukkan ke dalam pewarna.

Kain linen

Bahan linen yang terbuat dari serat alami digadang-gadang sebagai bahan pakaian tertua yang pernah digunakan dalam sejarah. Adapun serat ini bisa didapatkan dari serat rami yang membuat kain memiliki tekstur agak kasar namun halus begitu disentuh. Selain itu, kain ini juga dikenal sebagai kain yang kuat dan tahan lama.

Kata linen sendiri berasal dari bahasa Jerman yang berarti tanaman rami. Adapun pakaian dari linen diperkirakan telah digunakan sejak 6000 tahun yang lalu oleh masyarakat Mesir Kuno dan Mesopotamia. Bahkan, mumi para raja di Mesir menggunakan linen sebagai pembungkusnya. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa linen yang terbuat dari rami merupakan kain yang penting, sehingga penggunaannya juga terbatas pada kalangan tertentu.

Sementara itu, kain linen juga dianggap sebagai kain yang penting di Eropa, terutama di Jerman, Swiss, dan negara-negara sekitaranya. Ia menjadi bahan untuk berbagai keperluan mulai dari pakaian hingga dekorasi rumah. Pada tahun 1923, Jerman bahkan sempat menggunakannya sebagai bahan pembuat uang karena nilainya yang lebih rendah daripada kertas saat itu.

Kain kulit sintetis

Secara umum, penggunaan kulit untuk bahan pakaian atau perabotan telah ada sejak zaman purba, di mana manusia berburu hewan dan memanfaatkan kulitnya. Namun, semakin lama kebutuhan akan kulit menjadi semakin banyak sementara perburuan membuat jumlah hewan semakin sedikit. Karena itulah, diciptakan kulit sintetis untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kulit sintetis ini diperkirakan telah digunakan sejak 100 tahun yang lalu, di mana ditemukan contoh penggunaannya pada perkakas dan lapisan kain pada kamera. Pengembangan kulit sintetis ini tercatat telah melewati lima generasi. Generasi pertama menggunakan kain tenun yang dilapisi resin polyvinyl klorida, sementara pada generasi kedua menggunakan poliuretan berlapis kain rajutan. Hal yang berbeda terjadi pada generasi ketiga yang menggunakan serat poliuretan pendek nonwoven. Pada generasi keempat, teknologi microfiber mulai digunakan hingga disempurnakan pada generasi kelima.

Kain jenis ini tidak hanya digunakan untuk furnitur rumah tangga saja, melainkan juga untuk kursi kendaraan seperti mobil, bus, hingga pesawat.

Kain suede

Menurut catatan sejarah, bahan suede mulai diproduksi pada abad ke-18 di Swedia. Kain suede ini dibuat dari bagian dalam kulit hewan yang teksturnya lebih lembut dari bagian depannya. Awalnya produksi ini berpusat pada sarung tangan, di mana hasilnya sangat disukai oleh para bangsawan Prancis. Bahan ini pada akhirnya dimanfaatkan pada berbagai macam aksesoris seperti jaket, tas, dan sepatu.

Namun, sama halnya seperti awal mula terciptanya kulit sintetis, kain suede akhirnya juga mulai bertransisi ke bahan sintetis. Apabila awalnya hanya terbuat dari bagian dalam kulit sapi, akhirnya diciptakan bahan seperti Ultrasuede yang terbuat dari 20% PU dan 80% serat mikropolyester, sueded silk yang terbuat dari sutra, hingga suede cotton yang terbuat dari katun.

Kain woven

kain

Secara singkat, kain woven dapat diartikan sebagai kain tenun. Ia dibuat dengan cara saling menautkan dua atau lebih set benang pada siku-siku satu sama lain. Kain woven sendiri merupakan salah satu tradisi tekstil tertua di dunia. Beberapa arkeologis menyebutkan bahwa tradisi menenun untuk keperluan rumah tangga dan keranjang telah berlangsung sejak 23.000 tahun yang lalu. Sementara produksi tekstil diperkirakan telah berlangsung sejak 9000 tahun, walaupun alat-alatnya yang lebih canggih mulai ditemukan sekitar 4000 tahun kemudian. Pada abad ke-11, mulai ditemukan pola-pola baru dalam tenunan.

Revolusi Industri juga berperan mengembangkan kain jenis ini di mana pengembangannya menggunakan uap dan mesin tenun. Penemuan ini membuat proses produksi kain menjadi lebih murah, namun menghasilkan dalam jumlah besar. Semenjak saat itu pula, Inggris seolah menjadi pusat kain woven di seluruh dunia.

Bahan yang digunakan juga semakin beragam. Bahan utamanya sendiri berkisar dari benang wol, sutra, atau katun. Namun, saat ini benang woven juga dapat menggunakan nilon dan polyester yang secara harga juga lebih murah.

Lewat sejarah yang panjang, beragam kain di atas telah diformulasikan untuk menjadi kain dengan kualitas yang semakin baik seiring perkembangan zaman, baik untuk penggunaan pakaian, peralatan rumah tangga, aksesoris, hingga furniture. Kamu juga dapat menemukan berbagai kain terbaik untuk kebutuhan furniture kamu di sini.

Pilih opsi Produk ini memiliki beberapa varian. Pilihan ini dapat diambil di halaman produk

Carrington

Rp.55,000
Pilih opsi Produk ini memiliki beberapa varian. Pilihan ini dapat diambil di halaman produk

Clifton

Rp.65,000
Pilih opsi Produk ini memiliki beberapa varian. Pilihan ini dapat diambil di halaman produk

Magnus

Rp.65,000
Pilih opsi Produk ini memiliki beberapa varian. Pilihan ini dapat diambil di halaman produk

DB 3796

Rp.80,000
id_IDID