Japandi vs Scandinavian, dua pilihan gaya desain yang seringkali membingungkan bagi para pecinta desain interior. Keduanya mengusung konsep minimalis dan penggunaan material alami, namun memiliki nuansa yang berbeda. Oleh sebab itu, penting untuk memahami karakteristik setiap desain agar Anda tidak melakukan kesalahan ketika menata ruangan.
Gaya desain Japandi merupakan perpaduan antara estetika Jepang dan Skandinavia yang berfokus pada nuansa hangat serta menenangkan di ruangan, sementara desain Scandinavian mengutamakan kesederhanaan dan akses cahaya untuk menciptakan ruang yang lapang serta terang. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan selengkapnya mengenai perbedaan desain Japandi vs Scandinavian di bawah ini.
4 Perbedaan Gaya Desain Japandi vs Scandinavian
1. Filosofi Desain
Gaya desain Japandi merupakan perpaduan antara estetika Jepang dan Skandinavia, yang menggabungkan konsep minimalis dengan filosofi wabi-sabi serta hygge. Wabi-sabi adalah filosofi Jepang yang menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan dan kesederhanaan, sementara hygge adalah konsep Denmark yang menekankan kenyamanan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. Perpaduan kedua filosofi ini menghasilkan desain yang tidak hanya estetis, tetapi juga menenangkan dan menginspirasi.
Adapun saya desain Scandinavian berakar kuat pada budaya dan kondisi geografis negara-negara Nordik, seperti Denmark, Swedia, dan Norwegia. Filosofi di balik gaya ini sangat erat kaitannya dengan konsep hygge, yang menekankan kenyamanan, kebahagiaan, dan kehangatan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain hygge, konsep lain yang turut mempengaruhi desain Scandinavian adalah lagom, yang berarti “cukup” atau “pas”. Filosofi ini mencerminkan keseimbangan dalam segala hal, tidak berlebihan namun juga tidak kurang. Desain Skandinavia mengadopsi prinsip ini dengan fokus pada fungsionalitas, kesederhanaan, dan estetika yang tidak ribet.
2. Pemilihan Material dan Tekstur
Japandi vs Scandinavian sama-sama mengutamakan penggunaan material alami, namun ada perbedaan dalam pilihan material dan cara penggunaannya. Material yang digunakan dalam gaya Japandi mencerminkan perpaduan antara tradisi Jepang dan Skandinavia. Kayu yang digunakan seringkali berwarna lebih gelap, seperti walnut atau oak tua, serta elemen alami lain seperti batu, bambu, dan keramik. Japandi juga menggunakan tekstur yang lebih kasar dan tidak sempurna, sesuai dengan prinsip wabi-sabi, sehingga memberikan nuansa yang lebih organik dan natural.
Sementara gaya Scandinavian menggunakan material alami seperti kayu, terutama kayu ringan seperti pinus atau oak. Material yang digunakan cenderung halus dengan finishing yang lebih bersih dan rapi, menonjolkan kesan modern, namun tetap hangat. Selain itu, tekstil seperti wol, linen, dan kulit sering kali ditambahkan untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan, yang menjadi bagian dari konsep hygge.
3. Palet Warna yang Digunakan
Salah satu perbedaan mencolok antara gaya Japandi dan Scandinavian terletak pada palet warna yang digunakan. Desain Japandi cenderung menggunakan palet warna yang hangat dan bersahaja, seperti coklat, beige, hijau zaitun, serta abu-abu tua. Warna-warna ini memberikan kesan alami dan menenangkan, menciptakan suasana yang intim dan damai, serta mencerminkan filosofi wabi-sabi yang menghargai kesederhanaan dan ketenangan.
Di sisi lain, desain Scandinavian lebih mengedepankan palet warna terang dan netral, seperti putih, abu-abu muda, dan krem. Warna-warna ini membantu menciptakan ruang yang terasa lebih lapang dan terang, ideal untuk bangunan di negara-negara Nordik yang mengalami musim dingin panjang dengan sedikit cahaya alami. Warna terang ini juga berfungsi untuk memantulkan cahaya, sehingga memberikan kesan ruangan yang terbuka dan segar.
4. Bentuk Furnitur dalam Ruangan
Furnitur dalam gaya Japandi cenderung lebih rendah dan mendekati lantai, terinspirasi dari kebiasaan duduk di lantai dalam budaya Jepang. Desainnya minimalis dengan garis-garis yang sederhana, tetapi tetap memperhatikan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Lalu, dekorasinya dipilih dengan hati-hati dan sangat minimalis, fokus utamanya adalah hanya menggunakan elemen-elemen yang esensial untuk menciptakan harmoni dalam ruangan.
Sementara furnitur untuk gaya desain Scandinavian umumnya ringan, praktis, dan seringkali memiliki bentuk geometris yang sederhana. Fokus utamanya adalah fungsionalitas tanpa mengorbankan estetika.
Kain Regency untuk Desain Japandi dan Scandinavian
Dalam desain interior, pemilihan kain memegang peranan penting untuk menciptakan kenyamanan dan estetika yang sejalan dengan konsep ruangan. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh sembarangan menentukan pilihan. Gunakan kain interior berkualitas seperti produk-produk Regency untuk memastikan hasil yang optimal.
Sebagai referensi, berikut beberapa produk yang bisa Anda pertimbangkan:
- Zenata, kain polyester dengan pola minimalis di permukaannya. Ideal untuk menciptakan nuansa Japandi di ruangan karena varian warnanya yang lembut dan hangat, seperti beige.
- Holly, kain interior dari campuran katun, linen, dan polyester yang dapat digunakan di ruangan bergaya Japandi maupun Scandinavian karena varian warnanya cenderung netral, yakni Broken White.
- Vienna, kain interior yang tersedia dalam varian warna one-tone maupun two-tone. Teksturnya lembut dengan varian warna yang ideal untuk menciptakan ruangan dengan gaya desain Japandi maupun Scandinavian.
Kunjungi laman e-store Regency untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kain-kain tersebut serta pilihan kain interior lainnya dari Regency!